Selasa, 21 Juni 2016

Setahun bersama Madyapadma (MP)

Berita Ku!


Semua berawal dari sebuah pilihan untuk memilih ekstrakulikuler. Ahkirnya keputusan saya jatuh di Madyapadma (MP), sebuah ekstra besar di SMAN 3 Denpasar.  Saya memilih MP karena saya pikir saya dapat lebih mengembangkan diri saya, mengeksplor hal hal yang saya punya namun tidak dapat tersalurkan, benar benar menggebu gebu dan bersemangat. Mengawali karir sebagai tim peneliti Madyapadma, membuat saya menjelajahi dunia pertama saya,  yaitu karya tulis. Masuk ruang Mp di pagi hari, bergulat dengan laptop, pulang malam hari dan di marah orang tua, merupakan hal yang sudah mejadi kebiasaan saya ketika mengikuti lomba penelitian. Sudah mengikuti 3 kali lomba penelitian namun tidak ada yang lolos, sedikit membuat nyali saya ciut dan tidak percaya diri.
 Setelah lomba – lomba penelitian yang gagal itu, kemudian ada sesuatu hal baru yang ada di depan mata, sebuah lomba kording yang bergengsi. Untuk mengikuti lomba itu, saya harus mengikuti seleksi antar anggota ekstra Madyapadma. Saya yang mempunyai latar belakang KSPAN, sudah tentu tidak mempunyai pengalaman di bidang tulis menulis jika dibandingkan dengan rekan-rekan yang lain. Saya mencoba untuk optimis dan mengikuti seleksi di bidang profil dan wawancara transparan. Semuanya lancar, lolos dari tahap ke tahap, sampai ahkirnya pada tahap terahkir saya tidak lolos. Hal itu semakin membuat kepercayaan diri saya hilang, “Bikin karya tulis udah gak lolos, sekarang nulispun juga gak bisa. Jadi sebenarnya saya bisa apa ?”, pertanyaan besar itu terus berkembang di benak saya.
Semua kenangan itu berlalu dari minggu ke minggu, saya mengikuti ekstra dengan tentram dan damai tanpa disertai semangat  yang menggebu-gebu layaknya awal saya terjun ke MP. Benar – benar terasa kosong dan tidak “berwarna”. Tak lama setelah itu ada sebuah projek besar, yang disebut Presslist. Dalam Presslist tersebut saya mendapat jabatan di bidang online. “Bertugas membuat berita setiap 3 jam sekali, dan aku belum pernah sekalipun buat berita. Nice, tantangan baru lagi” pikir saya. Saya mencoba untuk membuat berita sebagaimana mestinya.
Saya membuat dengan sepenuh hati, sebisa saya. Namun ternyata respon yang saya dapat tidak sesuai dengan ekspektasi saya. “Kamu bikin berita apa sih, berita mu gak jelas”, “kok berita mu gini sih, aduh kamu ni lo”, “berita mu jelek sekali”, “kemarin aku baca berita mu sampai aku mengeluarkan umpatan umpatan kasar tau,”  cerca rekan-rekan sebidang saya. Kalimat itu benar benar tepat sekali mendarat di hati dan bersarang disana, lama sekali. Sakit hati, sedih, down sudah pasti saya rasakan, namun bukan karena kalimat yang mereka lontarkan, tapi karena diri saya sendiri. Saya merasa tidak ada yang bisa saya lakukan di MP, tidak ada yang bisa saya berikan, dan merasa seperti tidak berguna. “Penelitian gak bisa, nulis gak bisa dan bikin beritapun juga jelek banget,” sesal saya.
Setelah kejadian itu, saya mulai “digembleng” untuk membuat berita oleh 2 orang rekan saya. Benar benar harus melapangkan dada, menerima komentar-komentar pedas yang mereka berikan. Saya tetap berusaha dan optimis, sebelum hari H, saya harus bisa membuat berita yang bagus, saya tidak mau mengecewakan. Setelah sekian lama saya liputan selalu ditemani, dan dibantu. Seketika saat presslist saya harus meliput sendirian, ya wawancara sendirian, karena rekan saya yang seharusnya membantu ada urusan mendadak untuk siaran. Wawancara pun berjalan dengan baik, saya berharap tidak ada data yang saya lewatkan. Kemudian tiba saatnya untuk membuat berita, semua sibuk dengan pekerjaanya masing masing, dan saya tidak mungkin mengganggu mereka untuk membantu saya membuat sebuah berita. Ahkirnya saya beranikan diri untuk mulai membuat berita, sendirian. Seperti biasa, setelah selesai membuat berita, saya akan berikan kepada salah satu rekan saya untuk di edit.

 “Berita mu udah bagus lo, gak ada yang aku ubah. Cie udah bisa, udah bagus,” ucap rekan saya. Kalimat itu seketika membalas semuanya. Semua kegagalan dan sakit hati yang selama ini saya alami terbalas oleh sebuah berita online. “Aku bisa membuat  berita!”.  Walaupun memang sebuah hal yang kecil, sederhana dan mungkin menurut beberapa orang itu hal yang biasa. Setidaknya sekarang ada yang bisa saya lakukan dengan baik. “Berita!”

92 komentar:

  1. Bikin baper byy ๐Ÿ˜๐Ÿ˜

    BalasHapus
  2. Bikin baper byy ๐Ÿ˜๐Ÿ˜

    BalasHapus
  3. Artikel nya bagus. Good job

    BalasHapus
  4. Wahhh baguss, tetap semangatt

    BalasHapus
  5. Keren dagitttt terharu aku baca

    BalasHapus
  6. banyak banget yang komen.. :v

    BalasHapus
  7. Mantap banget.. menyentuh..

    BalasHapus
  8. Bikin baper dagit, baguss๐Ÿ‘Œ๐Ÿ‘Œ

    BalasHapus
  9. Terus berkarya dagitt semangatt

    BalasHapus
  10. Yay mantap sekali hahaaa!~
    #salam cogan

    BalasHapus
  11. Menginspirasi git mantap๐Ÿ‘๐Ÿป

    BalasHapus
  12. Klise2 banget komennya yak wkwk

    BalasHapus