Minggu, 17 Juli 2016

Essay Foto: BAGIAN BULAN YANG REDUP



Terminal Batu Bulan yang terlihat sepi pengunjung

Terminal Batu Bulan adalah terminal yang ada di daerah Batubulan, Kec. Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali. Pemandanganya terlihat kumuh dengan beberapa gundukan sampah di setiap pojoknya. Bukanya penumpang namun yang ada adalah pedagang – pedagang yang setia menghuni terminal Batu Bulan.

Terminal merupakan sebuah tempat dimana angkutan umum berlaga untuk mengangkut penumpang. Namun, pernyataan tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan terminal di Batu Bulan ini. Sebuah terminal yang tidak menunjukan tanda – tanda kehidupan sebagaimana terminal pada umunya, seakan sudah “mati”. Tempat ini hanya menjadi terminal dari pagi menjelang sore hari, sedangkan dari sore hingga malam hari berubah menjadi pasar senggol.

 Di balik redupnya terminal ini, ada segelintir orang yang masih menggantungkan hidupnya di sini. Beberapa sopir angkutan beserta dengan angkutanya terlihat duduk santai, berbagi cerita satu sama lain, sembari berharap mendapat beberapa pundi – pundi rupiah, sekedar untuk mengisi perut yang keroncongan. Tidak terlihat ada penumpang, yang ada hanya seekor anjing yang berlagak menjadi penumpang yang sedang menunggu di halte, unik sekali.

Semua ini berlangsung sejak terjadinya tragedi Bom Bali. Kejadian itu membuat terminal yang dahulunya ramai, menjadi sumber mata pencaharian para sopir  beralih fungsi menjadi sumber mata pencaharian para pedagang. Kendati demikian, sopir – sopir angkutan umum ini tidak pantang menyerah, dengan penuh kesabaran dan harapan menanti adanya penumpang yang akan datang, menunjang hidup mereka. Kehidupan memang tidak selembut permen kapas,namun dengan usaha, kesabaran dan juga rasa syukur, semuanya akan menjadi sedikit cerah. 




Sopir angkutan yang sedang menunggu penumpang datang

Seorang nenek sedang beristirahat di sebuah bangku yang ada di Terminal Batu Bulan

Halte di Terminal Batu Bulan yang sudah beralih fungsi menjadi Kios pedagang

Seekor anjing yang nampak bersantai di sebuah halte  yang sepi, seakan sedang menunggu angkuran datang.


Gerobak para pedagang pasar senggol yang berbaris rapi di pinggir terminal batu bulan 

1 komentar: