Jam pelajaran pertama telah usai.
Levi bersama Mikasa segera menuju kantin untuk menyantap makan siangnya. Dengan
santainya ia berjalan dan melewati bangku Raku dan Marika. Raku adalah teman
baik Levi dulu, namun sejak kematian sahabat mereka, Eren semua berubah. Mereka
bertengkar dan saling menyalahkan atas kematian sahabatnya tersebut. Hingga
saat itu mereka tidak pernah saling berbicara lagi. Kematian Eren masih tidak
diketahui pasti siapa penyebabnya, namun orang-orang banyak mengatakan bahwa
itu kecelakaan. Eren terjatuh dari gedung atas sekolah, ketika sedang bermain
dengan teman-temannya yaitu, Levi, Raku, Mikasa, dan Marika.
Keesokan harinya, Levi dan Mikasa
sekolah seperti biasa. Mereka sering datang Pagi untuk membaca buku dan
membahas soal-soal. Levi melihat ke kolong bangkunya, kemudian mengambil sesuatu
dan membacanya sambil tersenyum. “Mik, apa lo percaya kalau Eren bisa ngirim
surat dari sana ?” tanya Levi sembari membuang kertas yang ia dapatkan dari
kolong bangku tadi. Mikasa mengambil kertas yang dibuang Levi dan membacanya.
Mikasa tertawa “Anak iseng kali nih yang buat, kurang kerjaan banget. Haha”
katanya. Tidak ada jawaban dari Levi, ternyata ia sudah mulai membaca buku
pelajaran. “Levi, lo gapapa kan ?” Tanya Mikasa. Mikasa terus bertanya sampai
memukul meja Levi “Woi Levi jawab dong!”. Levi melihat Mikasa kemudian
tersenyum “Udah Mik, lupain aja” jawab
Levi dan kembali membaca buku. Mikasa duduk sambil menyimpan kertas tadi.
Seseorang terdengar berlari dari luar kelas lalu datang menghampiri meja Levi
sambil terengah-engah. “Levi aku dapat surat dari Eren” kata orang itu sambil
menyodorkan surat yang dipegangnya kepada Levi. Levi tidak melihat surat itu
begitu juga dengan orangnya, ia tetap membaca bukunya. Mikasa mengambil surat
tersebut lalu berkata “Eh Raku, surat bocah ginian lo percayain”. Mikasa
melemparkan surat tersebut ke wajah Raku. Tak beberapa lama kemudian Marika
juga datang memperlihatkan surat yang ia dapatkan. Keadaan sangat hening karena
hanya mereka berempat yang ada dikelas tersebut. Seketika pintu kelas tertutup
sangat keras. Mereka terkejut disusul dengan jatuhnya vas bunga secara
tiba-tiba. Marika berteriak sambil memegang Raku. “Sudah lama ya sejak kejadian
itu” kata Levi namun masih dalam posisi membaca buku. Raku dan Marika duduk
begitu juga Mikasa. “Kalian masih terlalu bocah dengan mudahnya percaya dengan
surat seperti itu. Itu hanyalah perbuatan anak iseng, bahkan bisa jadi itu
perbuatan salah satu diantara kita” lanjut Levi. “Tapi apakah anak iseng itu
bisa meniru tulisan bahkan kata-kata yang sering diucapkan Eren ?” tanya Raku
dengan nada tinggi. Kemudian Levi membaca surat yang diterima Raku.
Levi menyuruh Raku, Mikasa, dan
Marika untuk mengeluarkan buku tulis yang berisi tulisan mereka sehari-hari.
Levi mencocokannya dengan surat yang diterima Raku. Dari ketiga buku tulisan
tersebut tidak ada tulisan yang mirip dengan suratnya. Levi juga menyuruh
Marika mencocokkan surat yang diterimanya, tulisan dari surat yang diterima
Marika juga mirip dengan tulisan Eren begitu juga surat yang diterima Levi pagi
ini. “Jadi kita harus benar-benar mencari siapa penulisnya” kata Raku. Levi
mengiyakan, begitu juga dengan yang lainnya. “Surat ini sangat penting Lev,
lihat ini juga berisi bagaimana ia terjatuh disana” Raku memberikan surat itu
kepada Levi. Levi terkejut dan langsung membacanya. Levi memberikan surat itu
kepada Mikasa dan Marika. Mikasa berkata “Jika ini benar buatan Eren berarti,
kematiannya bukanlah salah Levi maupun Raku. Eren yang terjatuh sendiri karena
hilangnya keseimbangan. Jadi kita tidak perlu bertengkar lagi” jelas Mikasa.
Levi dan Raku saling tatap. “Memang siapa yang percaya dengan hal-hal seperti
itu ? Lagipula kejadian itu merupakan salah Levi. Levi yang berada di dekat
Eren saat itu. Akui saja Levi” kata Marika. Levi menampar Marika, kemudian
berkata “Eh jaga mulut mu. Gausah fitnah ya. Kalau gatau diem aja”. Raku bangun
dari tempat duduknya dan menarik Levi kemudian memukul pipinya dengan keras
lalu meneriakinya “Dasar gatau malu, berani banget nampar cewe. Sini kalau mau
duel ayo lawan sesama laki. Banci amat si“ “Yaudah ayo duel” jawab Levi. Marika
diam saja sambil memegangi pipinya. Sedangkan Mikasa mencoba untuk meleraikan.
Pertengkaran berhenti berhubung
dengan mulainya pelajaran pertama. Pipi Levi membiru. Begitu juga Raku. Mereka
kembali bermusuhan. Sepulang sekolah Raku baru balik dari toilet. Ketika
melewati kelasnya Raku melihat Mikasa sedang bertelponan dengan seseorang.
Mikasa sendirian dikelas karena siswa lainnya sudah pulang. Tanpa sengaja ia
mendengar percakapan Mikasa dari balik telpon. Raku masuk ke dalam kelas dan
membanting pintu dengan keras. Mikasa terkejut dan menutup telponnya dengan
cepat. “Baiklah akan kujelaskan semuanya pada mu dan teman-teman besok” kata
Mikasa.
Keesokan harinya, Levi, Raku, Mikasa,
dan Marika sudah berada di gedung atas tempat mereka bermain dulu bersama
Eren. Raku yang menyuruh semua untuk
kesana dengan alasan perdamaian. Mereka duduk dan Mikasalah yang memulai
pembicaraan “Akulah pembuat surat tersebut”. Marika dan Levi terkejut. Levi
tidak percaya namun tetap mendengarkan. Mikasa melanjutkan pembicaraannya
sambil berjalan “Aku menyuruh adik Eren untuk menuliskannya karena tulisan
mereka mirip. Jadi aku menelponnya kemarin dan mengucapkan terima kasih namun
semuanya di dengar oleh Raku. Aku hanya bosan karena kita tidak pernah kembali
bermain seperti dulu hanya karena masalah kematian Eren. Bahkan kalian sampai
bertengkar. Waktu tidak bisa di putar. Saat itu kita sedang bermain
kejar-kejaran. Eren berada paling pinggir, benar ? Aku lah yang mendorongnya
namun memang kelihatannya Levi yang paling dekat dengan Eren dan aku
mengada-ngada bahwa Raku lah yang mendorongnya. Aku pikir kita akan lebih
bahagia bila tidak ada Eren. Karena aku membenci Eren, sayangnya waktu tidak
bisa diputar dan aku salah. Itu malah memperburuk keadaan. Terima Kasih atas
kenangan yang kalian semua berikan” Mikasa berhenti dan sampai di ujung gedung.
“MIKASAAAAAAAAAAAAAA” Levi, Raku, dan Marika berteriak karena Mikasa melompat
dari atas gedung.
Semangat dagit!
BalasHapus