Rabu, 27 Juli 2016

Contoh Profile


Ni Luh Komang Diah Puspita Dewi:  Bintang di Balik Layar
“Pementasannya gak cocok untuk ikut lomba,” Sekilas kalimat sederhana itu berhasil membuat sebuah petualangan baru dalam hidupnya dimulai. Untuk urusan akting dialah jagonya. Dia bukan artis ataupun pemain drama. Namun, dialah kunci dari suksesnya pementasan tersebut berjalan. Yaa… Dialah sang sutradara.

Ni Luh Komang Diah Puspita Dewi adalah seorang siswi yang duduk di kelas 12, SMAN 3 Denpasar. Gadis yang akrab di sapa Diah ini adalah seorang sutradara handal. Diah menekuni bidang teater sudah sejak kelas 4 SD.  Ia sempat memperoleh predikat sutradara terbaik dalam ajang lomba Topenk Party, yang merupakan sebuah lomba OPERET se-Bali. Prestasi tersebut diraihnya bukan dengan perjuangan yang cuma –  cuma, melainkan dengan usaha dan tekad yang sungguh – sungguh.
Hambatan demi hambatan ia lalui dengan sabar. Salah satunya adalah ketika ia harus berangkat study tour, namun tiba – tiba sehari sebelum itu, ia harus merombak total naskah drama yang telah ia buat sebelumnya, karena dinilai kurang layak oleh senior - seniornya. “Sehari sebelum aku berangkat study tour, aku disuruh ngerombak total naskah, mana belum packing. Krodit banget deh pokoknya,” seru gadis penggemar warna merah ini sembari tersenyum manis mengingat masa sulitnya.
            Disaat teman – teman lain sedang asyik menikmati perjalanan panjang, lain halnya dengan diah. Berbekal sebuah handphone, ia dengan sabar mulai merombak ulang naskah dramanya di dalam bus yang ia tumpangi. “Jadi selama perjalanan study tour itu, hampir ½ waktu ku, aku buat untuk ngurusin naskahnya dan itu aku ngetiknya di Hp,” tutur gadis kelahiran Denpasar, 10 November 1998 ini. Namun, hal tersebut tidak menurunkan kadar semangatnya.
Setelah bergutat dengan handpone dan bus selama beberapa hari, akhirnya Diah pulang. Bukanya beristirahat seperti yang lainnya, ia malah sibuk mempersiapkan rekaman untuk teman – temannya. “Malam aku sampai di Bali, dan besoknya aku udah harus nemenin temen - temen ku rekaman untuk operetnya itu,” tuturnya sembari merapikan rambut panjangnya.  
            Perjuangannya tidak hanya sampai disana. Setelah rekaman versi sistem kebut semalam itu berjalan, gadis  penggemar siomay ini menjalani latihan full seharian dari pulang sekolah hingga jam 10 malam selama 2 minggu. “Aku orangnya nggak galak, cuma gak bisa lama - lama. Jadi semuanya itu harus serba sigap dan cepet, kalau enggak ya aku marahin,” ucapnya sembari tertawa kecil.
            Usaha tidak pernah menghianati hasil, begitulah pepatah yang tepat untuk menggambarkan kisah dari gadis yang berzodiak scorpio ini. Semua perjuangannya terbayar dengan juara yang diraihnya dalam perlombaan itu, diantaranya: Juara 1 Pementasan Terbaik, Juara 1 Artistik Terbaik, Juara 1 Penataan Musik Terbaik, Juara 1 dan Sutradara Terbaik. “ 4 juara dalam 1 lomba sekaligus, Seneng bangetlah, tapi sempat gak percaya juga hehe,” ujarnya sembari tersenyum bangga dengan wajah berseri – seri.
“Hal yang kamu pikir kamu gak bisa, kalau udah kamu coba gak akan sesulit dan seseram yang kamu kira,” ujarnya di akhir wawancara. Sesulit apapun cobaan yang ada, dengan keyakinan dan usaha yang tekun, serta tetap berdoa kepada tuhan, pasti akan menemukan cahaya, untuk meraih bintang terangnya. (git)


Selasa, 19 Juli 2016

Tajuk: Siswa Baru, Bukan Barang Baru!



Pada tahun ajaran baru tiba, yang menjadi salah satu hal menarik bagi sekolah, khususnya untuk Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA) adalah adanya siswa baru yang masuk. Dengan datangnya siswa baru ini tentu memerlukan proses agar siswa tersebut dapat menyesuaikan diri dengan sekolahnya yang sekarang. Tidak hanya kesiapan dari siswa baru itu sendiri yang perlu diperhatikan, namun kesiapan siswa lama atau senior juga tidak luput dari suksesnya proses adaptasi dari siswa baru itu sendiri. Hal ini penting, agar nantinnya adik kelas atau kakak kelas kedepanya masing – masing dapat mengenyam pendidikan dengan nyaman dan berhubungan dengan harmonis.
Masa adaptasi siswa baru ini di SMA kerap disebut dengan MOS (Masa Orientasi Siswa). Namun sejak tahun ajaran 2016/2017, khususnya di SMAN 3 Denpasar MOS ini diganti dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Hal ini disebabkan oleh beberapa kasus yang timbul akibat dampak buruk MOS yang dijalankan dengan cara yang kurang tepat. Diantaranya adalah peloncoan yang masih kerap terjadi, seperti membuat malu siswa baru dengan pernak - pernik yang aneh-aneh maupun membebani siswa baru selama mengikuti kegiatan di sekolah.
Tidak hanya peloncoan saja yang berlangsung, namun perintah dari senior untuk membawa barang – barang yang sulit dicari merupakan salah satu beban yang berat. Walaupun terlihat sepele, namun hal ini dapat memicu terjadinya masalah yang besar. Dengan keadaan yang sudah lelah, ditambah harus berkeliling mencari barang bawaan, memberi peluang besar terjadinya kecelakaan.
Tidak hanya itu, yang paling berat adalah  tekanan – tekanan yang diberikan oleh senior atau panitia pelaksana MOS, yang dituangkan dalam bentuk maki – makian, serta  dilakukan di depan umum tanpa alasan yang jelas. Hal ini bukannya akan membentuk mental yang kuat atau mandiri seperti yang diharapkan, namun sebaliknya, dengan hal seperti ini malah akan menekan jiwa dan mental dari siswa baru tersebut.
Semua hal tersebut terjadi karena kurangnya perhatian dan tindak lanjut bagi tindakan – tindakan yang menyalahi aturan MOS, beberapa pihak bahkan beberapa sekolah cenderung menganggap remeh hal tersebut. Bagaimanapun siswa baru tetaplah seorang siswa, bukan barang yang dapat diperlakukan semena – mena, dimaki atau direndahkan seenaknya. Hal – hal yang tidak bermanfaat, membawa barang yang hanya  mebebankan siswa baru sudah seharusnya tidak diberlakukan. Dengan dibiarkanya proses MOS yang semena – mena tetap berlangsung merupakan sebuah tindakan pembodohan massal. Membuat generasi muda menanamkan pikiran bahwa “Yang kuat yang berkuasa, boleh memberlakukan yang lemah seenaknya”.
Dengan diselenggarakan MPLS, yang sistemnya bertolak belakang dengan MOS ini  dapat membentuk siswa – siswa baru yang cerdas, mandiri, berbudaya dan berkarakter lingkungan melalui kegiatan yang mendidik dan bermanfaat. Serta membentuk mental anak bangsa yang percaya diri, berani tapi tetap tau posisi dan batasan - batasan yang tepat, dengan cara yang tentram dan damai,  perwujudan dari revolusi mental.



Minggu, 17 Juli 2016

Essay Foto: BAGIAN BULAN YANG REDUP



Terminal Batu Bulan yang terlihat sepi pengunjung

Terminal Batu Bulan adalah terminal yang ada di daerah Batubulan, Kec. Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali. Pemandanganya terlihat kumuh dengan beberapa gundukan sampah di setiap pojoknya. Bukanya penumpang namun yang ada adalah pedagang – pedagang yang setia menghuni terminal Batu Bulan.

Terminal merupakan sebuah tempat dimana angkutan umum berlaga untuk mengangkut penumpang. Namun, pernyataan tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan terminal di Batu Bulan ini. Sebuah terminal yang tidak menunjukan tanda – tanda kehidupan sebagaimana terminal pada umunya, seakan sudah “mati”. Tempat ini hanya menjadi terminal dari pagi menjelang sore hari, sedangkan dari sore hingga malam hari berubah menjadi pasar senggol.

 Di balik redupnya terminal ini, ada segelintir orang yang masih menggantungkan hidupnya di sini. Beberapa sopir angkutan beserta dengan angkutanya terlihat duduk santai, berbagi cerita satu sama lain, sembari berharap mendapat beberapa pundi – pundi rupiah, sekedar untuk mengisi perut yang keroncongan. Tidak terlihat ada penumpang, yang ada hanya seekor anjing yang berlagak menjadi penumpang yang sedang menunggu di halte, unik sekali.

Semua ini berlangsung sejak terjadinya tragedi Bom Bali. Kejadian itu membuat terminal yang dahulunya ramai, menjadi sumber mata pencaharian para sopir  beralih fungsi menjadi sumber mata pencaharian para pedagang. Kendati demikian, sopir – sopir angkutan umum ini tidak pantang menyerah, dengan penuh kesabaran dan harapan menanti adanya penumpang yang akan datang, menunjang hidup mereka. Kehidupan memang tidak selembut permen kapas,namun dengan usaha, kesabaran dan juga rasa syukur, semuanya akan menjadi sedikit cerah. 




Sopir angkutan yang sedang menunggu penumpang datang

Seorang nenek sedang beristirahat di sebuah bangku yang ada di Terminal Batu Bulan

Halte di Terminal Batu Bulan yang sudah beralih fungsi menjadi Kios pedagang

Seekor anjing yang nampak bersantai di sebuah halte  yang sepi, seakan sedang menunggu angkuran datang.


Gerobak para pedagang pasar senggol yang berbaris rapi di pinggir terminal batu bulan 

Sabtu, 09 Juli 2016

Cerpen: Tujuh Belas Tahunku



Aku terlahir di keluarga yang kurang mampu. Tapi aku hanya memiliki seorang ibu yang bekerja sebagai pedagang jajan keliling, ayahku sudah meninggal sejak aku kecil. Mungkin nasib sial telah ku bawa sejak lahir. “Dinda, ayo sini sarapan”. Kata-kata itu selalu diucapkan ibuku sebelum aku berangkat sekolah. Makanan yang sama selama seminggu ini benar-benar membuatku muak. Tahu dan Tempe itu itu saja bahkan disaat hari ulang tahunku ini yang ke tujuh belas. Sepertinya ibu lupa itu. Lagipula ulang tahunku akan sama seperti tahun-tahun sebelumnya hanya ada kecupan dan ucapan selamat ulang tahun dari ibu. Tapi aku berharap lebih di umurku yang ke-17 ini dimana orang-orang sering menyebutnya dengan sweet seventeen. Aku meninggalkan sarapanku dan memilih untuk langsung berangkat sekolah tanpa pamit, karena aku akan membuat ibu sadar akan kekesalanku pagi ini. Tapi hari ini ibu tidak banyak bicara, tidak seperti biasanya. Kurasa ibu sedang sakit. Ibu bahkan tidak mencegahku berangkat sekolah tanpa sarapan.
Memang beda rasanya sekolah dengan rumah. Kekesalanku dirumah dengan mudahnya kulupakan setelah bertemu dengan teman-teman, kuharap sih begitu. Tapi ternyata  tak seorangpun yang mengingat hari ulang tahunku. Padahal sebenarnya aku berharap ada seseorang memberiku kue ataupun hadiah. Di perjalanan pulang sekolah seorang laki-laki datang menghampiriku “Hey Din, Selamat ulang tahun ya. Maaf terlambat aku tidak bisa menemukanmu disekolah tadi. Ini hadiah dariku semoga kau menyukainya”, Eggy seseorang yang kutolak dulu. Dia menyodorkan sebuah gantungan kunci dengan boneka kelinci kecil. Aku tidak menyukainya apa dia coba menghinaku? Tidakkah ada hadiah yang lebih berharga di umurku yang ke tujuh belas ini? Itu benar-benar tidak special.  Ku ambil itu dari tangannya dan kulempar jauh-jauh. “Hadiah seperti itu tak pantas kuterima. Apa hanya karena aku kurang mampu kau memberikanku hadiah murahan seperti itu ?. Jangan menghinaku”, Ku tinggalkan dia.
Sesampai dirumah aku pergi ke meja makan. Masih sama seperti tadi pagi, sepertinya tak ada yang menyentuh. Aku  benar-benar kesal. Ibu tidak memasakkan makanan baru. Hari ini ulang tahunku, tapi tidak ada satupun yang istimewa. Ku banting piring yang berisi tahu dan tempe itu. Aku pergi mencari ibuku ke kamar. Kulihat ibu sedang tidur. “Ibu jangan bermalas-malasan. Aku lapar” bentakku pada ibu agar ibu bangun. “Itu tahu dan tempe tadi pagi masih ada, tolong makan itu dulu. Ibu merasa sedikit pusing maafkan ibu tidak bisa memasak saat ini” jawab ibu. “Ibu benar-benar menyebalkan. Ini hari ulang tahunku. Tapi tidak ada yang istimewa. Selama seminggu ibu menyuruhku makan itu-itu saja. Memuakkan sekali. Aku menyesal dilahirkan oleh ibu sepertimu” ku banting pintu kamar dan meninggalkan rumah. Ku harap ada sesuatu yang menyenangkan diluar.
Tetesan hujan membangunkan ku dari tidurku di bangku taman. Tetesan hujan itu tak lama kemudian menjadi hujan deras. Aku berlari pulang. Tampaknya ini sudah jam 9 malam. Di tengah perjalanan kulihat banyak orang berkumpul. Pasti telah terjadi kecelakaan. Kudengar korbannya seorang ibu-ibu. Seketika terbayang wajah ibu dalam pikiranku. “Tidak mungkin” kataku dalam hati. Aku berlari pulang sekencang-kencangnya. Seragam sekolahku basah kuyup tak kupedulikkan, terus terbayang wajah dan suara panggilan sarapan ibuku. Tanpa kusadari aku telah meneteskan air mata dijalan. Namun takkan terlihat karena derasnya hujan saat ini.

Kubuka pintu rumahku yang kecil itu dengan jantung yang berdebar-debar. Benar-benar mengejutkan. Diatas meja makan kulihat kue dan boneka yang agak besar seakan-akan menunggu kedatanganku. Tapi aku tak melihat ibu disini. Aku berjalan untuk mendekati kue dan boneka itu. Ternyata ibuku yang sedang tertidur dibalik boneka itu. Aku merasa sangat lega. Aku peluk ibukku sambil menangis. Ibuku terbangun “Dinda syukurlah kamu sudah pulang. Ibu benar-benar khawatir. Ehh kamu basah kuyup, ayo ganti baju. Dan rayakan ulang tahunmu bersama-sama. Ibu menghemat uang dan membuatmu untuk makan tahu tempe selama seminggu demi membelikanmu semua ini lho ”, kata ibuku sambil tersenyum. Ku peluk ibuku lebih erat “Ibu maafkan aku”. “Tidak apa-apa Dinda” kata-kata ibu itu membuatku semakin mengeluarkan banyak air mata. Aku benar-benar tak tau harus bagaimana. Namun, di tengah tangisanku Ibu berkata. “Selamat ulang tahun, Puteriku”.

Jumat, 08 Juli 2016

Kurikulum Indonesia: Guru Dulu, Baru Siswa



Dunia pendidikan memang luas sekali bahasanya. Banyak sekali aspek yang menarik untuk di bahas. Salah satunya adalah kurikulum. Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Kurikulum tentu  sangat mempengaruhi bagaimana  pendidikan tersebut berjalan. Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum-2006 (yang sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun.
Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb., sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika. Materi pelajaran tersebut (terutama Matematika) disesuaikan dengan materi pembelajaran standar Internasional sehingga pemerintah berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar negeri.
Kurikulum 2013 yang berlaku mulai pada tahun 2013 ini menuai banyak kontraversi, pasalnya kurikulum baru ini menyebabkan banyak perubahan pada sistem pembelajaran guru dan siswa. Jika di kurikulum sebelumnya guru hanya menilai pengetahuan saja, sedangkan di kurikulum 2013 ini pengetahuan  bukan lagi menjadi yang utama, melainkan sikap. Jika salah seorang siswa yang mempunyai sikap buruk, maka semua nilainya dianggap buruk juga.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan (Permendikbud) no. 160 pasal 1 yang menyatakan bahwa, Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang melaksanakan Kurikulum 2013 sejak semester pertama tahun pelajaran 2014/2015 kembali melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 mulai semester kedua tahun pelajaran 2014/2015 sampai ada ketetapan dari Kementerian untuk melaksanakan Kurikulum 2013.  Berdasarkan Permendikbud tersebut, maka keberlangsungan kurikulum 2013 menjadi tidak jelas kapan akan diberlakukan kembali. Menurut menteri pendidikan, isi dari kurikulum 2013 perlu dikaji ulang dan dievaluasi dengan waktu pengkajian ulang yang belum ditentukan.
Dampaknya bagi perkembangan siswa tentu saja berdampak positif dan negatif. Dampak  positifnya mungkin siswa di masa depan akan diberikan kurikulum yang terbaik yang telah dievaluasi sehingga ketika diberlakukan sudah tidak ada lagi kekurangan baik dalam isi buku maupun masalah penilaian. Dampak positif yang lainnya mungkin kesiapan guru yang akan lebih disiapkan lagi untuk kelak melakasanakan kurikulum 2013 dengan terus melaksanakan pelatihan-pelatihan agar supaya sikap, kemampuan, dan mental guru benar-benar siap sehingga bisa dengan optimal membantu siswa dalam mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Sedangkan dampak negatif nya adalah siswa akan dibuat bingung oleh sistem kurikulum yang berubah-rubah dalam waktu yang sangat singkat.
Baru saja siswa beradaptasi dengan metode dan pendekatan belajar yang disusun oleh kurikulum 2013 harus terpaksa kembali lagi ke metode dan pendekatan belajar yang disusun kurikulum 2006. Sebenarnya isi pembelajaran yang disusun oleh kurikulum 2013 sudah berimbang dalam mengakomodir berbagai aspek perkembangan siswa seperti kognitif, afektif dan psikomotornya. Siswa juga dilatih berpikir dan berjiwa peneliti dengan pendekatan saintifiknya. Hanya saja, di lapangan para praktisi, yaitu guru sangat keberatan dengan sistem penilaian yang dianggap memberi beban yang terlalu banyak pada guru dalam aspek penilaian.
Perubahan kurikulum memang baik, tapi perubahan itu harus didukung dengan fakta-fakta dan kondisi yang menyatakan kurikulum harus di ganti. Sebelum kurikulum baru di cetuskan harus ada evaluasi dari kurikulum sebelumnya agar kita bisa melihat dibagian mana yang harus kita rubah, dan apakah perubahan itu mengharuskan kurikulumnya diganti atau hanya perbaikan kurikulum sebelumnya saja.     Perubahan kurikulum sekarang kelihatannya tergesa-gesa dan kurangnya persiapan. dikhawatirkan perubahan kurikulum ini mengandung unsur politis yang hanya mementingkan pribadi atau kelompok tertentu. Perubahan kurikulum mengakibatkan berubahnya buku pegangan siswa dan guru, hal ini mengakibatkan perubahan buku yang menyeluruh. Perubahan kurikulum ini melahirkan bisnis buku baru yang sangat menjanjikan dengan keuntungan yang sangat besar.
Katanya pemerintah akan menyalurkan buku ke setiap pelosok daerah, yang menjadi pertanyaan “kapan buku itu akan di salurkan?, bagaimana pengawasan terhadap penyaluran buku itu? dan apakah pemerintah bisa menjamin setiap siswa bisa mendapatkan buku tanpa harus mengeluarkan uang?” . salah satu elemen penting dalam implementasi adalah guru. Oleh karena itu, mental guru harus dipersiapkan dengan matang untuk memahami konsep kurikulum yang akan diterapkan pada anak didik. untuk memahami kurikulum yang baru diperlukan waktu yang lama sebelum diimplementasikan dalam aktivitas belajar mengajar. Jika guru sudah memahami kurikulum pendidikan tersebut, maka siswa juga akan lebih mudah beradaptasi dan nyaman untuk mengenyam pendidikan guna meraih bintang bersinarnya.

Cerpen: MALAM KERAMAT


Malam ini aku bergegas untuk pegi ke alun-alun kota. Awalnya semua terasa normal dan baik-baik saja. Sampai ahkirnya aku sadari, bahwa jalanan sangat sepi “ini terlalu sepi untuk ukuran jalan sebesar ini” gumamku. Saat hendak melintasi persimpangan jalan, sekilas aku melihat sosok tinggi dengan jubah berwarna hitam. Saat itu lampu jalan sedang redup, samar-samar aku melihat sosok tersebut tertawa sambil mengibas-ngibaskan samurai panjang yang ada di tangannya. Aku tertegun sembari menyadari apa yang ada di depan ku saat ini. Semakin aku mendekat, semakin jelas sosok tersebut terlihat. Akupun memacu kendaraan ku agar lebih cepat. Semakin dekat, sosok tersebut terlihat semakin besar dan menyeramkan. “Tuhan selamatkanlah aku kali ini” gumam ku dalam hati. Entah bagaimana, seketika aku menembus badan dari sosok tersebut. Akupun terus berdoa, sembari menyadarkan diriku, apa yang barusan terjadi. Saat aku melintasi persimpangan yang kedua, ditengah jalan aku melihat sosok manusia tengah berjongkok sembari melotot menatap ku dengan suara tawanya yang keras, entah apa yang membuat orang itu menertawai ku, namun suara tawanya semakin lama terdengar semakin keras. Tidak lama setelah itu banyak kerumunan orang berjubah hitam dengan senjatanya keluar dari balik semak-semak dan berlari ke arah ku. “oh, tuhan apalagi sekarang” ucap ku kebingungan. Melihat gerombolan itu semakin mendekat, aku pun berbalik arah, dan menambah kecepatan kendaraan ku, seketika di depan ku sudah ada sosok tinggi berjubah hitam yang aku lihat tadi, namun kali ini wajahnya terlihat jelas dan sangat mengerikan, dengan senyum yang sangat lebar, dan dengan mata yang besar dan melotot ke arah ku. Badan ku bergetar, aku sangat ketakutan, akupun terjatuh dari motorku, gerombolan orang dan sosok berjubah hitam itu semakin mendekat ke arahku dengan suara tawa mereka yang sinis. Semakin lama semakin dekat, aku sangat ketakutan, badan ku bergetar dan keringat dingin mulai membasahi badan ku, aku menutup mata ku dan berteriak kencang “tidaakkk..”. Seketika aku terbangun dari mimpiku, aku tertegun sejenak. “Hm, mimpi yang aneh” ucapku.

Selasa, 21 Juni 2016

Cerpen: Surat Eren



Jam pelajaran pertama telah usai. Levi bersama Mikasa segera menuju kantin untuk menyantap makan siangnya. Dengan santainya ia berjalan dan melewati bangku Raku dan Marika. Raku adalah teman baik Levi dulu, namun sejak kematian sahabat mereka, Eren semua berubah. Mereka bertengkar dan saling menyalahkan atas kematian sahabatnya tersebut. Hingga saat itu mereka tidak pernah saling berbicara lagi. Kematian Eren masih tidak diketahui pasti siapa penyebabnya, namun orang-orang banyak mengatakan bahwa itu kecelakaan. Eren terjatuh dari gedung atas sekolah, ketika sedang bermain dengan teman-temannya yaitu, Levi, Raku, Mikasa, dan Marika.
Keesokan harinya, Levi dan Mikasa sekolah seperti biasa. Mereka sering datang Pagi untuk membaca buku dan membahas soal-soal. Levi melihat ke kolong bangkunya, kemudian mengambil sesuatu dan membacanya sambil tersenyum. “Mik, apa lo percaya kalau Eren bisa ngirim surat dari sana ?” tanya Levi sembari membuang kertas yang ia dapatkan dari kolong bangku tadi. Mikasa mengambil kertas yang dibuang Levi dan membacanya. Mikasa tertawa “Anak iseng kali nih yang buat, kurang kerjaan banget. Haha” katanya. Tidak ada jawaban dari Levi, ternyata ia sudah mulai membaca buku pelajaran. “Levi, lo gapapa kan ?” Tanya Mikasa. Mikasa terus bertanya sampai memukul meja Levi “Woi Levi jawab dong!”. Levi melihat Mikasa kemudian tersenyum  “Udah Mik, lupain aja” jawab Levi dan kembali membaca buku. Mikasa duduk sambil menyimpan kertas tadi. Seseorang terdengar berlari dari luar kelas lalu datang menghampiri meja Levi sambil terengah-engah. “Levi aku dapat surat dari Eren” kata orang itu sambil menyodorkan surat yang dipegangnya kepada Levi. Levi tidak melihat surat itu begitu juga dengan orangnya, ia tetap membaca bukunya. Mikasa mengambil surat tersebut lalu berkata “Eh Raku, surat bocah ginian lo percayain”. Mikasa melemparkan surat tersebut ke wajah Raku. Tak beberapa lama kemudian Marika juga datang memperlihatkan surat yang ia dapatkan. Keadaan sangat hening karena hanya mereka berempat yang ada dikelas tersebut. Seketika pintu kelas tertutup sangat keras. Mereka terkejut disusul dengan jatuhnya vas bunga secara tiba-tiba. Marika berteriak sambil memegang Raku. “Sudah lama ya sejak kejadian itu” kata Levi namun masih dalam posisi membaca buku. Raku dan Marika duduk begitu juga Mikasa. “Kalian masih terlalu bocah dengan mudahnya percaya dengan surat seperti itu. Itu hanyalah perbuatan anak iseng, bahkan bisa jadi itu perbuatan salah satu diantara kita” lanjut Levi. “Tapi apakah anak iseng itu bisa meniru tulisan bahkan kata-kata yang sering diucapkan Eren ?” tanya Raku dengan nada tinggi. Kemudian Levi membaca surat yang diterima Raku.
Levi menyuruh Raku, Mikasa, dan Marika untuk mengeluarkan buku tulis yang berisi tulisan mereka sehari-hari. Levi mencocokannya dengan surat yang diterima Raku. Dari ketiga buku tulisan tersebut tidak ada tulisan yang mirip dengan suratnya. Levi juga menyuruh Marika mencocokkan surat yang diterimanya, tulisan dari surat yang diterima Marika juga mirip dengan tulisan Eren begitu juga surat yang diterima Levi pagi ini. “Jadi kita harus benar-benar mencari siapa penulisnya” kata Raku. Levi mengiyakan, begitu juga dengan yang lainnya. “Surat ini sangat penting Lev, lihat ini juga berisi bagaimana ia terjatuh disana” Raku memberikan surat itu kepada Levi. Levi terkejut dan langsung membacanya. Levi memberikan surat itu kepada Mikasa dan Marika. Mikasa berkata “Jika ini benar buatan Eren berarti, kematiannya bukanlah salah Levi maupun Raku. Eren yang terjatuh sendiri karena hilangnya keseimbangan. Jadi kita tidak perlu bertengkar lagi” jelas Mikasa. Levi dan Raku saling tatap. “Memang siapa yang percaya dengan hal-hal seperti itu ? Lagipula kejadian itu merupakan salah Levi. Levi yang berada di dekat Eren saat itu. Akui saja Levi” kata Marika. Levi menampar Marika, kemudian berkata “Eh jaga mulut mu. Gausah fitnah ya. Kalau gatau diem aja”. Raku bangun dari tempat duduknya dan menarik Levi kemudian memukul pipinya dengan keras lalu meneriakinya “Dasar gatau malu, berani banget nampar cewe. Sini kalau mau duel ayo lawan sesama laki. Banci amat si“ “Yaudah ayo duel” jawab Levi. Marika diam saja sambil memegangi pipinya. Sedangkan Mikasa mencoba untuk meleraikan.
Pertengkaran berhenti berhubung dengan mulainya pelajaran pertama. Pipi Levi membiru. Begitu juga Raku. Mereka kembali bermusuhan. Sepulang sekolah Raku baru balik dari toilet. Ketika melewati kelasnya Raku melihat Mikasa sedang bertelponan dengan seseorang. Mikasa sendirian dikelas karena siswa lainnya sudah pulang. Tanpa sengaja ia mendengar percakapan Mikasa dari balik telpon. Raku masuk ke dalam kelas dan membanting pintu dengan keras. Mikasa terkejut dan menutup telponnya dengan cepat. “Baiklah akan kujelaskan semuanya pada mu dan teman-teman besok” kata Mikasa.

Keesokan harinya, Levi, Raku, Mikasa, dan Marika sudah berada di gedung atas tempat mereka bermain dulu bersama Eren.  Raku yang menyuruh semua untuk kesana dengan alasan perdamaian. Mereka duduk dan Mikasalah yang memulai pembicaraan “Akulah pembuat surat tersebut”. Marika dan Levi terkejut. Levi tidak percaya namun tetap mendengarkan. Mikasa melanjutkan pembicaraannya sambil berjalan “Aku menyuruh adik Eren untuk menuliskannya karena tulisan mereka mirip. Jadi aku menelponnya kemarin dan mengucapkan terima kasih namun semuanya di dengar oleh Raku. Aku hanya bosan karena kita tidak pernah kembali bermain seperti dulu hanya karena masalah kematian Eren. Bahkan kalian sampai bertengkar. Waktu tidak bisa di putar. Saat itu kita sedang bermain kejar-kejaran. Eren berada paling pinggir, benar ? Aku lah yang mendorongnya namun memang kelihatannya Levi yang paling dekat dengan Eren dan aku mengada-ngada bahwa Raku lah yang mendorongnya. Aku pikir kita akan lebih bahagia bila tidak ada Eren. Karena aku membenci Eren, sayangnya waktu tidak bisa diputar dan aku salah. Itu malah memperburuk keadaan. Terima Kasih atas kenangan yang kalian semua berikan” Mikasa berhenti dan sampai di ujung gedung. “MIKASAAAAAAAAAAAAAA” Levi, Raku, dan Marika berteriak karena Mikasa melompat dari atas gedung. 

Setahun bersama Madyapadma (MP)

Berita Ku!


Semua berawal dari sebuah pilihan untuk memilih ekstrakulikuler. Ahkirnya keputusan saya jatuh di Madyapadma (MP), sebuah ekstra besar di SMAN 3 Denpasar.  Saya memilih MP karena saya pikir saya dapat lebih mengembangkan diri saya, mengeksplor hal hal yang saya punya namun tidak dapat tersalurkan, benar benar menggebu gebu dan bersemangat. Mengawali karir sebagai tim peneliti Madyapadma, membuat saya menjelajahi dunia pertama saya,  yaitu karya tulis. Masuk ruang Mp di pagi hari, bergulat dengan laptop, pulang malam hari dan di marah orang tua, merupakan hal yang sudah mejadi kebiasaan saya ketika mengikuti lomba penelitian. Sudah mengikuti 3 kali lomba penelitian namun tidak ada yang lolos, sedikit membuat nyali saya ciut dan tidak percaya diri.
 Setelah lomba – lomba penelitian yang gagal itu, kemudian ada sesuatu hal baru yang ada di depan mata, sebuah lomba kording yang bergengsi. Untuk mengikuti lomba itu, saya harus mengikuti seleksi antar anggota ekstra Madyapadma. Saya yang mempunyai latar belakang KSPAN, sudah tentu tidak mempunyai pengalaman di bidang tulis menulis jika dibandingkan dengan rekan-rekan yang lain. Saya mencoba untuk optimis dan mengikuti seleksi di bidang profil dan wawancara transparan. Semuanya lancar, lolos dari tahap ke tahap, sampai ahkirnya pada tahap terahkir saya tidak lolos. Hal itu semakin membuat kepercayaan diri saya hilang, “Bikin karya tulis udah gak lolos, sekarang nulispun juga gak bisa. Jadi sebenarnya saya bisa apa ?”, pertanyaan besar itu terus berkembang di benak saya.
Semua kenangan itu berlalu dari minggu ke minggu, saya mengikuti ekstra dengan tentram dan damai tanpa disertai semangat  yang menggebu-gebu layaknya awal saya terjun ke MP. Benar – benar terasa kosong dan tidak “berwarna”. Tak lama setelah itu ada sebuah projek besar, yang disebut Presslist. Dalam Presslist tersebut saya mendapat jabatan di bidang online. “Bertugas membuat berita setiap 3 jam sekali, dan aku belum pernah sekalipun buat berita. Nice, tantangan baru lagi” pikir saya. Saya mencoba untuk membuat berita sebagaimana mestinya.
Saya membuat dengan sepenuh hati, sebisa saya. Namun ternyata respon yang saya dapat tidak sesuai dengan ekspektasi saya. “Kamu bikin berita apa sih, berita mu gak jelas”, “kok berita mu gini sih, aduh kamu ni lo”, “berita mu jelek sekali”, “kemarin aku baca berita mu sampai aku mengeluarkan umpatan umpatan kasar tau,”  cerca rekan-rekan sebidang saya. Kalimat itu benar benar tepat sekali mendarat di hati dan bersarang disana, lama sekali. Sakit hati, sedih, down sudah pasti saya rasakan, namun bukan karena kalimat yang mereka lontarkan, tapi karena diri saya sendiri. Saya merasa tidak ada yang bisa saya lakukan di MP, tidak ada yang bisa saya berikan, dan merasa seperti tidak berguna. “Penelitian gak bisa, nulis gak bisa dan bikin beritapun juga jelek banget,” sesal saya.
Setelah kejadian itu, saya mulai “digembleng” untuk membuat berita oleh 2 orang rekan saya. Benar benar harus melapangkan dada, menerima komentar-komentar pedas yang mereka berikan. Saya tetap berusaha dan optimis, sebelum hari H, saya harus bisa membuat berita yang bagus, saya tidak mau mengecewakan. Setelah sekian lama saya liputan selalu ditemani, dan dibantu. Seketika saat presslist saya harus meliput sendirian, ya wawancara sendirian, karena rekan saya yang seharusnya membantu ada urusan mendadak untuk siaran. Wawancara pun berjalan dengan baik, saya berharap tidak ada data yang saya lewatkan. Kemudian tiba saatnya untuk membuat berita, semua sibuk dengan pekerjaanya masing masing, dan saya tidak mungkin mengganggu mereka untuk membantu saya membuat sebuah berita. Ahkirnya saya beranikan diri untuk mulai membuat berita, sendirian. Seperti biasa, setelah selesai membuat berita, saya akan berikan kepada salah satu rekan saya untuk di edit.

 “Berita mu udah bagus lo, gak ada yang aku ubah. Cie udah bisa, udah bagus,” ucap rekan saya. Kalimat itu seketika membalas semuanya. Semua kegagalan dan sakit hati yang selama ini saya alami terbalas oleh sebuah berita online. “Aku bisa membuat  berita!”.  Walaupun memang sebuah hal yang kecil, sederhana dan mungkin menurut beberapa orang itu hal yang biasa. Setidaknya sekarang ada yang bisa saya lakukan dengan baik. “Berita!”